Jumat, 15 Oktober 2010

Beware of Your Promotion PDF Print E-mail
Written by Norman Firman, MM., MBA., CBA   
Wednesday, 30 May 2007
Belum lama ini anak saya yang berumur 7 tahun bertanya mengenai arti “All You Can Eat” yang ia baca di suatu tempat. Daripada menjelaskan, saya berniat membuat ia merasakan sendiri. Saya mengajak keluarga saya makan di salah satu Restoran di sebuah Mal, yang sedang menawarkan program “All You Can Eat” dan hanya membayar Rp. 40.000 nett/orang. Sejatinya restoran ini bukanlah restoran “All You Can Eat”, melainkan ala carte.
 
Saya sekeluarga datang ke tempat tersebut jam 11.30 tetapi ternyata restoran tersebut belum buka. Ketika kami tanya kepada satpam, dikatakan baru buka jam 12.30. Aneh juga, saya berpikir dalam hati. Bukannya orang makan siang jam 12.00, bahkan kalau bisa jam 11.30 sudah buka untuk menjaring mereka yang lewat atau ingin makan, supaya tidak beralih ke tempat lain. Akhirnya kami sekeluarga terpaksa jalan-jalan dulu dan membeli makanan kecil untuk mengganjal perut anak saya, supaya tidak terlalu kosong. Datang pikiran negatif lagi : jangan-jangan buka jam 12.30 supaya orang minimal sudah makan sedikit, sehingga tidak makan terlalu banyak di dalam restoran.

Jam 12.30 kami kembali dan sudah ada beberapa orang. Tidak lama kemudian, karena sedang ada promosi, tempat tersebut segera penuh. Ternyata program “all you can eat”nya tidak seperti yang kami bayangkan. Kami tidak bisa mengambil makanannya sendiri, melainkan diambilkan oleh pelayan. Jenis makanannya pun dibatasi, hanya ada 3 macam daging, 1 soun, 1 soup dan terakhir es krim. Meminta tambahan makananpun tidak mudah, kami harus memanggil beberapa kali untuk mendapatkan apa yang kami minta.

1 jam kemudian, satu-persatu tamu mulai meninggalkan tempat sehingga ada tempat yang kosong kembali. Namun anehnya, ketika ada tamu baru yang masuk, pelayan segera menghampiri dan mengatakan bahwa dagingnya habis dan lagi menunggu datang kembali. Karena tidak ada lagi yang masuk, lama-kelamaan semua tamu habis dan mereka kemudian tutup. Saya tidak tahu apakah mereka tutup dan nanti buka kembali ketika daging datang, ataukah tutup dan buka kembali ketika makan malam. Saya juga bertanya-tanya apakah memang benar daging habis atau hanya taktik mereka untuk tidak menerima tamu lagi.

Sebagai seorang Sales & Marketing Coach, saya menilai apa yang dilakukan restoran ini sungguh membingungkan. Jika mereka mengadakan program “All You Can Eat” ini untuk membuat orang supaya mencoba dan diharapkan di kemudian hari mereka kembali, saya rasa tidak kena sasaran. Kenapa? Jika sedang tidak ada program “All You Can Eat”, 1 porsi daging bisa mencapai Rp.80.000-120.000 per porsi. Jadi perbedaannya sungguh sangat besar. Dengan Rp. 40.000, saya takutkan ia menjaring Target Pembeli yang berbeda dengan Target Pembeli yang mampu membayar Rp. 80.000-120.000. Jika program ini bukan untuk membuat calon customer mencoba, tetapi murni untuk profit, kenapa ia bisa sampai kehabisan makanan, sehingga harus menolak customer.

Esensi dari tulisan saya ini : Hati-hatilah mendesign program promosi anda. Apa tujuan anda mengadakan program tersebut? Apakah program yang anda pilih cocok dengan tujuan yang ingin anda raih? Salah mendesign program, hanya akan membuat anda menghambur-hamburkan uang dan waktu anda.
 
http://www.omzetter.com/www/index.php/2007053013/artikel-sales-marketing/artikel-pendek/beware-of-your-promotion/menu-id-51.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar